Webinar Internasional HMPS-BKI Menjawab Tantangan Konseling di Masa Pandemi

Counseling For Generation Millenial; Practice Digital Counseling, merupakan tema dari kegiatan Webinar Internasional yang telah diadakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Indonesia (HMPS-BKI). Webinar yang diadakan HMPS-BKI ini didorong adanya perkembangan teknologi digital dan tantangan layanan konseling dimasa pandemi. Mahasiswa BKI secara umum sebagai calon konselor, membutuhkan pegetahuan yang cukup dalam memanfaatkan teknologi digital dalam layanan konseling.

Acara yang dilaksanakan pada Sabtu, 28 November 2020 melalui zoom meeting itu berlangsung dengan sangat lancar. Acara dimulai dengan pembukaan oleh Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos, M.Si. dalam sambutanya Wakill Dekan III menuturkan perihal jangkauan karir mahasiswa BKI saat ini memang sangat di butuhkan apalagi dengan keadaan pandemi. Keadaan ini mengharuskan kita bergelut di dunia digital secara massif. Pengetahuan yang disampaikan pada cara ini akan dapat menjadi bekal awal mahasiswa BKI untuk terjun di dunia kerja nantinya.

Setelah pembukaan kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber. Pada acara ini menghadirkan tiga pembicara yang hadir secara virtual yaitu Dr. Nasrudin Subhi, KB. PA.. Pembicara pertama bliau dari Pusat Kajian Psikologi dan Kesejahteraan Manusia dari Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malasyia. Pembicara kedua yaitu Hairunnisa Br. Sagala, S.sos yang merupakan alumnus Bimbingan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga. Hairunisa juga merupakan seorang Founder Istana Pemimpi. Pembicara ketiga yaitu Putri Khatulistiwa merupakan SRH Officer UNALA.

Secara garis besar para narasumber menjelaskan mengenai tantangan konseling di era pandemi. Semula konseling dapat dilakukan face to face, sekarang berubah menjadi e-counseling atau cybercounseling. Konselor dengan situasi yang ada perlu dan harus memperbarui cara konseling agar lebih praktis dan efektif. Metode yang praktis hari ini menjadi daya tawar yang tinggi karena benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat yang membutuhkan konseling.

Menurut Dr. Nasrudin Subhi, KB.PA. bahwasanya proses e-konseling dapat dilakukan menggunakan media yang populer. Sebagai contoh, e-konseling bisa menggunakan watshap video, zoom dan google meet. Di tambah juga penjelasanya oleh kak Putri Khatulistiwa, kalau di UNALA sendiri penggunaan media untuk konseling proses konseling lebih dominan menggunakan chat whatsap.

Setelah semua pemateri menyampaikan kegiatan, peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Pada akhirnya acarapun ditutup dengan doa.

Kami segenap panitia berharap acara diskusi semacam ini akan terus dapat berjalan ditahun mendatang. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah berkontribusi pada acara ini.