Reviu Visi dan Misi Prodi BKI dalam Rangka Kick Off Meeting Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengikuti kegiatan Revieu Visi dan Misi Prodi dalam Rangka Kick Off Meeting pada tanggal 18-19 Desember 2024 di Grand Rohan Jogja.

Wakil Dekan II Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dr. Irsyadunnas, M.Ag menyampaikan bahwa acara ini merupakan kelanjutan dari 2 acara selanjutnya yaitu acara Revieu Visi dan Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan acara Revieu Renstra Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Acara ini dihadiri bukan hanya dari pihak internal yaitu para dosen dan perwakilan mahasiswa, tetapi juga dihadiri oleh alumni, stakeholders dan mitra prodi.

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Prof. Dr. Arif Maftuhin, M.Ag., M.A.I.S menyampaikan bahwa acara ini mendampingi untuk mengupgrade database dosen. Dalam forum ini, Dekan berharap prodi-prodi yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi menyusun kegiatan dengan komprehensif.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi., M.A., M.Phil., Ph.D menyampaikan bahwa acara ini sangat penting, karena dapat membantu memperjelas apa yang akan dikerjakan oleh fakultas dan prodi pada tahun 2025 dan seterusnya. Di sisi lain, kita juga harus meningkatkan daya saing dan mampu membantu menyelesaikan permasalahan kontemporer.

Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Dr. H. Ali Sodiq, S.Ag., M.A memotivasi agar para dosen segera mengajukan kenaikan jabatan fungsional, pangkat dan golongan.

Pada sesi pertama, materi disampaikan oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Prof. Dr. Arif Maftuhin, M.Ag., M.A.I.S menyampaikan terkait dengan logika kegiatan prodi kedepannya. Prodi merencanakan dan menyiapkan TOR yang akan dikoreksi oleh Dekanat. Setelah TOR diterima, akan dimasukan ke dalam RKAAKL. Setelah itu diimplementasikan oleh Prodi dalam bentuk kegiatan-kegiatan ke-Prodian.

Sesi selanjutnya dilanjutkan Forum Group Discussion (FGD) sampai hari Kamis 19 Desember 2024. Para peserta FGD yaitu dosen Prodi BKI, mahasiswa, alumni, stakeholders dan mitra. Hasil FGD sebagai berikut:

Masukan dari Stakeholder

Ibu Failasufah, salah satu perwakilan stakeholder, menyoroti pentingnya layanan konseling Islam di madrasah dan sekolah. Dalam lima tahun ke depan, konseling akan menjadi prioritas nasional yang menuntut lulusan BKI untuk mengambil peran penting. Program BKI perlu memperkuat aspek Bimbingan Konseling Perkembangan dan Bimbingan Konseling Keluarga guna membekali mahasiswa dengan pemahaman yang komprehensif tentang dinamika keluarga.

“Guru BK harus memahami konteks keluarga siswa untuk memberikan dukungan yang lebih holistik. Selain itu, mahasiswa juga perlu dibekali dengan pemahaman tentang kesehatan mental siswa dan penguasaan teknologi dalam praktik konseling,” ujar Failasufah.

Failasufah juga mengusulkan agar sebelum menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa terlebih dahulu melakukan observasi lapangan dalam program Mikro Konseling untuk mengenal kondisi riil. Mikro Konseling dan PPL diusulkan agar dirancang secara berkesinambungan untuk hasil yang lebih optimal.

Masukan dari Alumni dan Mahasiswa

Mahendra, salah satu alumni, menyoroti pentingnya penambahan waktu observasi pada PPL. “Durasi observasi PPL yang hanya seminggu sangat kurang. Sebaiknya, ada kegiatan observasi tersendiri di semester sebelumnya,” tegasnya. Ia juga menekankan perlunya penguatan kompetensi mahasiswa dalam Bimbingan Konseling Keluarga dan keterampilan berbicara di depan umum.

Sementara itu, Diaz, perwakilan mahasiswa, menyoroti perlunya pembelajaran yang lebih praktikal di bidang keperawatan rohani Islam. “Mahasiswa seharusnya dibekali keterampilan nyata, bukan hanya hafalan doa atau bacaan sholat,” ujar Diaz. Ia juga menambahkan bahwa media digital memiliki pengaruh besar terhadap remaja saat ini. “Media bahkan mampu memahami kondisi emosi remaja lebih baik dibandingkan keluarga mereka sendiri melalui algoritma dan kecerdasan buatan (AI),” tambahnya.

Dukungan dari Dosen

Bapak Nailul Falah, salah satu dosen, menyarankan agar setiap mata kuliah menghadirkan praktisi dari luar untuk memberikan wawasan yang lebih aplikatif kepada mahasiswa. Sementara itu, Bapak Reza mengapresiasi fasilitas laboratorium BKI yang dinilai sudah cukup memadai untuk pelaksanaan konseling individu. Ia juga menekankan pentingnya pengembangan riset dan pengembangan (R&D) di bidang instrumen dan media konseling.

Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah belum adanya sertifikasi konselor Islam melalui PABKI. Hal ini menjadi salah satu agenda prioritas untuk meningkatkan profesionalisme lulusan BKI.

Kesimpulan dan Komitmen

Acara Kick-off FDK ini menegaskan pentingnya sinergi antara stakeholder, alumni, mahasiswa, dan dosen dalam membangun program BKI yang lebih kuat. Fokus utama adalah pada penguatan kompetensi mahasiswa dalam bidang Bimbingan Konseling Keluarga, penguasaan teknologi, kesehatan mental, dan kemampuan praktikal lainnya. Selain itu, kerja sama dengan lembaga eksternal dan penguatan fasilitas laboratorium menjadi langkah strategis yang harus dilakukan.

Acara ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus meningkatkan mutu program BKI agar mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat.